persiapan antologi puisi 2009 kopisisa purworejo
(1)
BAYANG BAYANG SEPANJANG BADAN
BAYANG BAYANG SEPANJANG BADAN
Aku lahir dari rahim luka
ketika darah-darah tercemar musim
matahari menyergap kota demi kota
hujan dan air mata mengaliri desa-desa
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : lapar dan dahaga
ketika darah-darah tercemar musim
matahari menyergap kota demi kota
hujan dan air mata mengaliri desa-desa
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : lapar dan dahaga
Kuseberangi jembatan kanak-kanak
tercecer di antrian tengadah
menghitung bapak-bapak berangkat kerja
menanti ibu-ibu memasak apa
adalah matematika pelajaran pertama
bagian yang tak pernah sudah
menyergap di luar garis perhitungan - saudara
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : di luar pagar taman kanak-kanak
tercecer di antrian tengadah
menghitung bapak-bapak berangkat kerja
menanti ibu-ibu memasak apa
adalah matematika pelajaran pertama
bagian yang tak pernah sudah
menyergap di luar garis perhitungan - saudara
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : di luar pagar taman kanak-kanak
kubopong perutku ke rongga pasar
tergelar langit lengkap di atas telapak tangan
tiba-tiba petir menyambar
beberapa di antara aku ditampar saudaranya
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : ekonomi pasar
tergelar langit lengkap di atas telapak tangan
tiba-tiba petir menyambar
beberapa di antara aku ditampar saudaranya
tangisku : "bapak-bapak"
rintihku : ekonomi pasar
kuseberangi pita rembulan
nyanyikan sejarah di tepi jalanan
kubaca mata-mata pahlawan
kutanya di mana jalan tak dikenal
tangisku mencarimu di luar pagar pendidikan
laparku nganga tanpa batas kesembuhan
(2)
POHON TERHORMAT
nyanyikan sejarah di tepi jalanan
kubaca mata-mata pahlawan
kutanya di mana jalan tak dikenal
tangisku mencarimu di luar pagar pendidikan
laparku nganga tanpa batas kesembuhan
(2)
POHON TERHORMAT
berkibarlah benderaku
panjatkan kehormatan
tinggikan kemerdekaan
negeri ini
di antara reranggas hati
di antara porak peradaban
daratkan damai - merdeka
panjatkan kehormatan
tinggikan kemerdekaan
negeri ini
di antara reranggas hati
di antara porak peradaban
daratkan damai - merdeka
yang terhormat benderaku
tetaplah pandu semangatku
bimbing setya bangsaku
lautkan damai - archipelago
tetaplah pandu semangatku
bimbing setya bangsaku
lautkan damai - archipelago
peluk sentuh udara demi udara
tepuk riuh gelora demi gelora
mengangkasa - merdeka
(3)
YANG BERTANYA TETAP BERTANYA
tepuk riuh gelora demi gelora
mengangkasa - merdeka
(3)
YANG BERTANYA TETAP BERTANYA
pita siapa tergulung sepi dipatung sunyi
terlilit senyum abadi meratapi jejak negeri
merana diri hari demi hari
menjaga malam entah ke berapa kali
terlilit senyum abadi meratapi jejak negeri
merana diri hari demi hari
menjaga malam entah ke berapa kali
mata coba keluhkan gempa bumi ini
teduhkan ratap linang cemara yang kuyu
membersit jerit nurani yang lugu
menangkap kodratmu
teduhkan ratap linang cemara yang kuyu
membersit jerit nurani yang lugu
menangkap kodratmu
pilumu taklagi bijak berperi
mengabaikan segala pertanyaam negeri
(4)
DOA SEEKOR TIKUS
mengabaikan segala pertanyaam negeri
(4)
DOA SEEKOR TIKUS
tanpa amin seekor tikus terus berdoa
ekornya bergoyang mengintai setiap kesempatan
negrinya tergusur perumahan demi perumahan
tanaman kritis sawah lekak bau comberan
menohok jantung peradaban
drainase demi drainase
adalah jarak tempuh kehidupan terpanjang
ekornya bergoyang mengintai setiap kesempatan
negrinya tergusur perumahan demi perumahan
tanaman kritis sawah lekak bau comberan
menohok jantung peradaban
drainase demi drainase
adalah jarak tempuh kehidupan terpanjang
tanpa amin seekor tikus menimang laknat
hilir mudik di sela-sela kebencian
hati meracun menuba
menggelar bencana demi bencana
tanpa tikus sepasang mata menuju padamu
menyekap diri dalam doa
tanpa amin
hilir mudik di sela-sela kebencian
hati meracun menuba
menggelar bencana demi bencana
tanpa tikus sepasang mata menuju padamu
menyekap diri dalam doa
tanpa amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar