kereta senja melaju ke desa desa. menampar angin sepanjang jalan.
senja pun terkapar di ladang rindu. menyelimut lelah semakin berdebu ...
inipun karena merindumu.
sebab ilalang dan perdu perdu semata sepi. hanya angin berbisik memanggilku. lalu rebah sunyi membumi. semakin membelenggu ...
meski telah teranyam oleh panjangnya waktu. kepergianmu yang tak kuantar, membuat hati terus bergetarsebuah ingatan yang tak sudah. kau pergi ketika aku berada di tengah samodra. membawa pesan nakhoda "dan jangan biarkan mereka mati di lautan" dan aku hidup. sungguh itu karena petuahmu. tapi mengapa kau pergi ...
demi tangis rindu dan jerit pilu. aku ingin bersulang sunyi denganmu. meski hanya sekerat waktu. sebelum mawar layu terkapar di atas batu...
apa kita sudah selesai sayang. siapa yang kauajak berbicara. mengapa kau diam saja. dimana kausembunyikan bayangmu. kapan aku bakal bertemu. lalu bagaimana aku merindumu...
arah kiblat mendinding tatap. menunggu saat membaca ayat. lukisan jiwa meratap ratap. menjerit hati tersayat sayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar