Sabtu, 12 September 2009

Mengagas Materi Sastra dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bersatulah wahai guru Bahasa Indonesia SMP SMA di seluruh Indonesia. Mari kita bangun karakter bangsa melalui karya sastra kita ... Indonesia ... Betapa ... biarlah dianggap Jadul ... daripada tak satupun yang bicara.

Sudah lama anak-anak merindukan dongeng kita. Bukan dongeng menjelang tidur ... tetapi dongeng yang membawa karakter generasi mendatang kita. Generasi yang mempunyai jati diri dan tidak mudah diejek oleh bangsa lain.


Berikut beberapa pandangan Pak Achjar Chalil yang sengaja saya kutip dari FB untuk memotivasi :


Hingga hari ini, sastra klasik Angkatan Balai Pustaka, karya sastrawan Indonesia jadi bacaan wajib siswa SMA di Malaysia. Dengan ini mereka memelihara "karakter positip Melayu" nya. Ketika Malaysia berulah, bangsa ini pun hanya bisa mencak-...mencak, dan "teriak sana teriak sini". Wahai para pemimpin..jangan keasikan memburu uang dan kekuasaan...tolong perbaiki karakter bangsa ini....Salam... (Achjar Chalil)


Otomotive? belajar dari asing=perlu!, Elektronik? belajar dari asing=perlu!, Teknologi Informasi? belajar dari asing=perlu. Pokoknya untuk sains dan teknologi silahkan arahkan "kiblat" anda ke luar Indonesia.... Untuk pembangunan karakter b...angsa....? Nah ini dia. Sebagai bangsa yang pernah dijajah barat (belanda) bangsa ini (termasuk para pemimpinnya) tetap juga melihat ke barat.. (Achjar Chalil)


Para pakar pendidikan kita pergi ke barat, pulang bawa gelar DR, PHd, pendidikan di kita pun dirancang ikuti pola Jerman, Inggris, Amerika, atau Australia. Konsep pendidikan yang dirancang oleh Ki Hajar Dewantara dan Engku M. Syafe'i (100% pribu...mi) diletakkan "di bawah meja" (untuk konsep Ki Hajar cukup sekedar kata Tut Wuri Handayani pada logo Depdiknas...

(Achjar Chalil)

Maka inilah saatnya:

Ketika sekolah mendapat peluang untuk menerjemahkan standar isi ke dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Maka sebagai guru Bahasa Indonesia kita berpeluang untuk memasukkan materi sastra yang bernuansa membentuk karakter bangsa. Bukan semata-mata materi sastra yang hanya dipersiapkan menyongsong SKL Ujian Nasional saja.


Bagaimana?






1 komentar:

Xitalho mengatakan...

Selamat Berkenalan pak guru....