Senin, 12 Desember 2011

Seminar Nasional “Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Bagi Guru”

A. DASAR PEMIKIRAN
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermanfaat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki keterampilan pembelajaran yang mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan dalam mengembangkan jati diri (learning to be), keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).
Kegiatan PKB dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Sesuai amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama setelah kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karier guru khususnya dalam kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB adalah unsur utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk pengembangan karier guru yang profesional dan PKB mencakup tiga hal; yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Selain PKB masih banyak pendekatan untuk meningkatkan karier dan kualitas pendidik misalnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), lesson study, dll.
Oleh karena itu, sudah tidak dapat ditunda lagi bahwa guru harus dapat mengembangkan keprofesiannya sebagai guru secara berkelanjutan. Untuk itu, ISPI menyadari betapa pentingnya mengembangkan profesionalitas (guru) berkelanjutan (PKB) melalui seminar dalam rangka publikasi ilmiah berupa hasil-hasil penelitiannya maupun karya inovatif.  

B. TUJUAN
1. Sosialisasi hasil-hasil penelitian yang mendukung dan terkait dengan pengembangan profesi guru.
2. Memfasilitasi para peneliti di bidang pendidikan khususnya profesi guru untuk saling tukar informasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan karienya.
3. Menggali isu-isu strategis dalam bidang pendidikan khususnya dalam pengembangan profesi guru.
4. Mengembangkan pemberdayaan guru sebagai trobosan baru dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru yang lebih sesuai dengan kondisi dan tuntutan keadilan, sehingga mampu mendorong peningkatan kualitas pendidikan.  

C. SASARAN
Seminar Nasional “Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan” dirancang dengan melibatkan: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, seluruh anggota dan pengurus ISPI Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota, dosen-dosen di Perguruan Tinggi Jawa Tengah, dan Guru-guru, yang berjumlah maksimal 200 orang.

D. KONTRIBUSI PESERTA
1. Peserta menyampaikan makalah hasil penelitiannya untuk diseminarkan dan masuk dalam Prociding dengan kontribusi @ Rp. 150.000,- .
2. Peserta menyampaikan makalah hasil penelitiannya yang tidak diseminarkan (bila melebihi target) direview melalui reviewer dan masuk dalam prociding, dengan konstribusi @ Rp 100.000,-.
3. Peserta aktif (tidak menyampaikan makalah), dengan kontribusinya @ Rp. 50.000,-/orang.
4. Bagi perserta yang mengingikan CD prociding memberikan kontribusi @ Rp. 50.000,-
5. Setiap peserta akan mendapatkan snak, makan siang, seminar kit, dan dan sertifikat.
6. Panitia tidak menyediakan penginapan bagi peserta.
E. TEMPAT DAN WAKTU 1. Tempat : Auditorium Muhammad Djasman Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta, Kartosuro. 2. Waktu : Sabtu 31 Desember 2011
F. NARA SUMBER 1. Keynote Speaker;
a. Prof Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd (Ketua Umum ISPI Pusat, Rektor UPI). b. Prof Dr. Bambang Setiaji. (Rektor UMS). c. Drs. Kunto Nugroho, M.Si (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah) 2. Pemakalah Utama;
a. Prof. Dr. Trisno Martono. (Ketua ISPI Jateng, Rektor Univet Sukoharjo, dosen UNS) b. Prof. Dr. Slameto. (UKSW) c. Dr. Tjipto Subadi. M.Si (UMS) 3. Pemakalah Paralel; dosen dan guru. G. 

INFORMASI PENTING
1. 10 - 25 Desember 2011 : Pendaftara Peserta
2. 10 - 20 Desember 2011 : Penyerahan abstrak
3. 10 - 25 Desember 2011 : Batas akhir penyerahan makalah
4. Pendaftaran peserta, penyerahan abstrak, penyerahan makalah via e-mail ispijateng@yahoo.com atau tjiptosubadi@yahoo.com 5. Untuk mempermudah pendaftaran bisa contact person atau SMS ke nomor HP. 0816652241 6. Sekretariat Pendaftaran : Gedung B lantai 1 Prodi Pendidikan Geografi FKIP-UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta, Kartosuro.  

H. RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH
1. Makalah yang ditulis merupakan hasil penelitian yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan atau keprofesional guru. 2. Makalah ditulis dalam MS Word, Font Time New Roman 12 pt, 1,5 spasi dengan ukuran kertas A4 3. Makalah paling banyak 15 halaman termasuk abstrak, isi dan Pustaka 4. Makalah disusun berisikan; Judul makalah, dibawahnya ditulis nama penulis (tanpa gelar), Sekolah atau Perguruan Tinggi, alamat e-mail dan nomor HP. Abstrak (150 kata) ditulis 1 spasi memuat tujuan, metode, dan hasil disertai kata kunci. Pendahuluan ditulis 1,5 spasi (yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian). Metode (yang memuat pendekatan yang digunakan, populasi dan sampel untuk penelitian kuantitatif, informan untuk penelitian kualitatif), instrumen, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Hasil penelitian dan pembahasan. Kesimpulan dan rekomendasi. Daftar Pustaka.  

I. JADWAL
Sabtu 31 Desember 2011 SEMINAR NASIONAL 07.30 - 08.00 Heregistasi Peserta Seminar 08.00 - 08.30 Pembukaan Seminar 08.30 - 09.30 Keynote Peaker 09.30 - 12.00 Pemakalah Utama 12.00 - 13.00 Shalat Dhuhur dan Makan 13.00 - 15.00 Paralel Seminar (tiap Kelompok 8 anggota @ 15 menit) Selesai (Penyerahan Sertifikat, Prociding, Surat Tugas).
JADWAL SEWAKTU-WAKTU BISA BERUBAH.

Kamis, 01 Desember 2011

Menyongsong UN 2012

Memasuki bulan Desember tahun 2012 mulai pulalah terbersit dalam benak kita akan kegiatan rutin pendataan peserta Ujian Nasional. Bagi guru (Panitia Ujian Nasional Tingkat Sekolah) meskipun jadwal pendataan peserta belum secara resmi diumumkan, perlu kiranya mempersiapkan format-format terkait pendataan yang relatif tidak berubah dari format tahun yang lalu. Demikian pula bagi siswa meskipun pelaksanaan Ujian Nasional baru akan berlangsung pada bulan April 2012, perlu kiranya persiapan sejak dini agar kelak siap baik secara mental maupun spiritual. Sebagaimana diberitakan dalam http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/138 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memastikan pemerintah tetap akan menggelar ujian nasional tahun 2012. Ujian nasional dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan April 2012.
Kepastian pelaksanaan ujian nasional tersebut disampaikan oleh Mendikbud saat menggelar jumpa pers, di Gedung Kemdikbud, Rabu (30/11). Turut mendampingi Mendikbud, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro dan Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan Djemari Mardapi. Mendikbud M. Nuh mengatakan, saat ini perdebatan mengenai UN sudah selesai. "Sekarang masalahnya adalah bagaimana melaksanakan UN dengan baik". Ia menuturkan, ada empat hal yang menjadi kunci pelaksanaan UN yang baik atau kredibel. Pertama, dijamin keamanan dan kerahasiaannya. Karena jika berkasnya bocor, maka kredibilitas UN itu sudah berkurang, bahkan hilang. Yang kedua, dari sisi ketepatan distribusi, harus tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat bahan yang mau diuji. Yang ketiga, pada saat hari pelaksanaan harus dijamin kelancarannya. Jangan sampai soal sudah ada semua tapi salah bagi. “Kalau seandainya terjadi kesalahan, maka harus disiapkan satu sistem yang mampu mengantisipasi kesalahan tersebut,” katanya. Dan yang keempat, dalam sistem evaluasi harus dipastikan agar nilai rapot bisa menjamin bahwa nilai itu mencerminkan kemampuan sang anak. “Nilai rapot jangan mencekungkan atau mencembungkan nilai anak yang sebenarnya,” kata Menteri Nuh. Menteri Nuh menyampaikan, jika keempat kunci pelaksanaan tadi bisa dipenuhi, maka ada dua hal yang bisa diraih. Pertama bisa dilakukan pemetaan tentang ragam kompetensi siswa dan penyebarannya, dan informasi kualitas sang anak (lulus atau tidak lulus). Menteri Nuh juga menegaskan, bahwa ujian nasional bukanlah penentu kelulusan. Kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan. Tapi satuan pendidikan menetukan kelulusan berdasarkan, tuntas Kegiatan Belajar Mengajar, akhlak yang baik, dan Ujian Nasional. “Yang menentukan kelulusan bukan UN atau panitia, melainkan satuan pendidikan,” tegasnya. UN untuk tingkat SMA/MA akan berlangsung pada 16-19 April 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 23-26 April. Untuk jenjang SMP/MTs dan SMPLB, UN akan dilaksanakan pada 23-26 April 2012, dan UN susulan akan berlangsung pada 30- 4 Mei 2012. Sedangkan untuk jenjang SD/MI/SDLB UN akan digelar pada 7-9 Mei 2012, dan UN susulan akan dilaksanakan pada 14-16 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi. (aline) Sumber : http://www.kemdiknas.go.id Baca dari link aslinya : http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/138

Rabu, 29 Juni 2011

Memetik Manfaat Penyuluhan

MEMETIK MANFAAT PENYULUHAN

Penyuluhan, apapun materinya kadang menjadi momentum yang terabaikan di kalangan pesertanya. Betapa tidak, lingkup materi yang pada umumnya merupakan sosialisasi baik itu tentang program, jasa, atau barang sekalipun, kadang menjadi kurang menarik. Apalagi jika yang disosialisasikan merupakan hal yang sudah biasa berlangsung atau bertemu dalam kehidupan sehari-hari, jelas menjadi momentum 'basi'.

Beberapa hari yang lalu saya mengikuti penyuluhan bahasa Indonesia. Target penyuluhan tersebut adalah sosialisasi undang-undang kebahasaan dan sosialisasi uji kemampuan berbahasa Indonesia. Baik materi pertama maupun materi kedua terasa biasa-biasa saja. Meskipun sebenarnya materi pertama maupun kedua merupakan hal baru di kalangan peserta, akan tetapi tetap saja terkesan biasa-biasa saja.
Terlebih lagi kegiatan itu berlangsung tidak hanya sehari, maka manakala pihak penyampai tidak bersiap sejak dini, akanlah menjadi momentum yang membosankan.

Beruntunglah para penceramah benar-benar ramah, bahkan dapat menyampaikan dengan cukup baik, sehingga kegiatan yang diperkirakan akan menghadirkan rasa kantuk di kalangan peserta, ternyata di luar dugaan dapat menjadi momentum yang menggairahkan.

Meskipun demikian salah seorang rekan yang duduk di samping saya berbisik-bisik menyampaikan dua kata yang diperoleh dalam dua hari, yaitu kata SEMENJANA dan kata PELANTANG. Dua kata tersebut diucapkan oleh dua penceramah dalam hari yang berbeda. Ternyata teman saya tersebut mencermati kata-kata yang diucapkan oleh penceramah. Ketika ditanyakan arti kata tersebut kepada diri saya, saya pun gelagapan dan geleng kepala. Malu juga sebagai guru Bahasa Indonesia kok tidak langsung menjawab.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya menuliskan arti kedua kata tersebut berdasarkan hasil surfing saya pada kamus online : www.KamusBahasaIndonesia.org Terus terang agar mengurangi 'rasa malu' diri saya atas ketidakberdayaan menjawab pertanyaan teman sebangku saya itu. Atau barangkali juga ada orang lain yang membutuhkan.

1. semenjana : se.men.ja.na
[a] menengah; sedang

2. pelantang : Maaf, kata pelantang tidak ada dalam kamus!

Berdasarkan surfing di www.KamusBahasaIndonesia.org tersebut, kata semenjana terjawab dengan cepat, tetapi untuk kata pelantang tidak terjawab.

Menurut penutur kata 'pelantang' waktu itu adalah kata yang aseli bahasa Indonesia sebagaimana biasa digantikan dengan istilah 'mic' (microphone). Berterima atau tidaknya istilah 'pelantang' ini tentu tergantung pada konsistensi para pengguna bahasa Indonesia. Bagaimana dengan Anda. Apakah menggunakan kata 'mic' (microphone) dari bahasa asing lebih efektif, atau akan menggunakan kata 'pelantang' untuk menunjukkan bagian dari alat pengeras suara tersebut?

Senin, 27 Juni 2011

TUJUH HUKUM BESI DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

TUJUH HUKUM BESI DALAM MENULIS KARYA ILMIAH
(Resensi Buku)



Judul Buku : Cerdas Menulis Karya Ilmiah
Nama Penulis : Dr. Sudaryanto
Penerbit : Program Pascasarjana Universitas Widya Dharma Klaten bekerja sama dengan Yayasan Ekalawya
Tahun terbit : 2011
Edisi/Cetakan : Edisi Kedua Cetakan pertama, Mei 2011
Tebal Buku : 96 halaman
Ukuran buku : 21 Cm
Total Wacana : 16
Dalam kategori SeKaR (Seri Karya Ramping)
***
Awalnya saya tidak menyangka bahwa saya akan dipertemukan dengan “Eyang Guru” –[Yang oleh sejawatnya dijuluki “Peneroka Hakikat Bahasa” dan yang di-PERSONA-kan di harian Kompas (halaman 23), Minggu, 20 Desember 2009, sebagai “Akar Budi Baik”], beliau adalah Dr. Sudaryanto, seorang ilmuwan bahasa.
***
Sungguh pertemuan yang menyejukkan hati dan membukakan pikiran saya untuk meneladani kepiawaiannya dalam mengucapkan, membaca, dan menuliskan tanda-tanda kehidupan. Ingin rasanya diri saya menjadi ikon yang ikonik untuk beliau. Telah dua semester mengikuti kuliah semiotik dari beliau, saya menjadi sosok yang istimewa. Istimewanya terutama karena hanya diri saya yang mengikuti kuliah tentang ilmu tanda dalam dua semester (yang lain satu semester selesai). Ya, beginilah saya yang kadang risih dipanggil oleh rekan-rekan sebagai mahasiswa “tunggakan”. Meskipun demikian saya merasa sangat beruntung dengan kondisi ‘nunggak’ ini, karena dapat memperoleh lebih banyak tanda-tanda yang ikonik dari Dr. Sudaryanto yang juga penulis buku berjudul CERDAS MENULIS KARYA ILMIAH ini.
***
Ketika saya dihadiahi buku ini di ruang kuliah Pascasarjana Unwidha Klaten saya langsung minta tanda tangan, akan tetapi beliau menolak tanda tangan yang bagi saya sebagai Ikon Verbal Subjenis Estetik Literer. Saya takut jangan-jangan saya dianggap membuat Hadiran Interpretasi Apresiatif oleh beliau, dan saya merasa malu di hadapan Kelas E (Kampus). Rasa malu inilah yang mendorong saya untuk membaca dengan cermat dan tuntas buku ini untuk akhirnya kelak saya minta tanda tangan Grafemik Metamorgrafis beliau. Semoga dengan resensi ini beliau memaafkan diri saya dan berkenan memasukkan saya ke kelas berikutnya.
***
Wacana ke-1 Tulis! Tulis! Sekali lagi. Tulis! seterusnya sampai Wacana ke-16 senantiasa menggunakan verba-verba yang “menyiksa”, terutama menyiksa diiri saya dan siapa pun yang membaca dengan serius. Isi pokok buku ini sudah jelas tertera dalam label penerbitan yang diawali dengan kutipan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 49 ayat (2), yang berbunyi “Profesor memiliki kewajiban khususnya untuk menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat”. Dalam alinea kedua PRAKATA-nya lebih tegas dinyatakan kepada siapa buku ini ditujukan. Kepada Anda! Ini dia kalimatnya “Mengingat kelompok yang paling dekat dengan kegiatan tulis-menulis ilmiah itu dosen dan guru yang mukim di jalur pendidikan formal, maka untuk merekalah terutama buku ini ditujukan.”



Adapun “Tujuh Hukum Besi dalam Menulis Karya Ilmiah” yang merupakan isi pokok buku ini adalah :

SATU : Berani menulis; dan memang langsung menulis (halaman 2).

DUA : Berani mengatasi rasa malu; sanggup memupukkehendak mau; mempercayai diri sendiri mampu (halaman 8).

TIGA : Melangkah! Melangkah mencari untukmendapatkan (halaman 12).

EMPAT : Proaktiflah! (halaman 19).

LIMA : Mencintai-mencintai ilmu Anda dan objek kajian ilmu Anda (halaman 20).

ENAM : Bersedia mematuhi dan berjalan menuruti proses (halaman 54).

TUJUH : Membiasakan diri teratur, jujur, menghargai (halaman 59).

Selanjutnya perkenankan saya mengutip sebagian kecil dari Bonus enam yang terdapat pada Wacana 16 yang bagi saya menjadi penting untuk saya pentingkan.
…………………………………………………………………………………………………….
“Saya perlu menyadari sesadar-sadarnya bahwa saya orang penting di hadapan anda; sungguh-sungguh penting. Mengapa? Karena saya mempunyai sesuatu yang saya yakini berharga yang dapat dan layak saya berikan kepada siapa saja yang mau dan merasa membutuhkan, termasuk anda. Sesuatu yang berharga itu apa? Ya ini semua, yang saya tulis ini; yang ada di hadapan anda saat ini. (Paham kan?) Penegasan ini bukan kesombongan. Penegasan ini adalah peyakinan bermata dua; membuat saya terlebih-lebih anda menjadi pribadi yang semakin tegak, tegap, dan tegar.
. . .
Hanya, saya sarankan anda jangan terpaku melulu pada pernyataan saya yang terkesankan besar mulut itu. [Ah, betapa beraninya menyatakan dirinya sendiri orang penting!) Bila saya katakan saya orang penting, logikanya pasti ada orang yang lebih penting. Ini logika degree of comparison menurut mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah lanjutan itu. Lalu siapa dia orang yang lebih penting itu? Orang yang lebih penting daripada saya itu tidak lain dan tidak bukan adalah anda; anda sendiri! Yakinlah, anda adalah orang yang lebih penting daripada saya.” (Dr. Sudaryanto, 2011:84-85)
………………………………………………………………………………………………………..
Akhirnya betul juga sangka saya; bahwa saya merasa lebih penting untuk meresensi buku ini. Meskipun demikian Andalah yang paling penting untuk segera mulai menulis. Tulis dan menulis.

Kegiatan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah di Purworejo

PEMBUKAAN KEGIATAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH BAGI GURU SMP BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SE KABUPATEN PURWOREJO

Hari ini Senin, tanggal 27 Juni 2011 merupakan hari pertama kegiatan Peningkatan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah bagi Guru SMP Bidang Studi Bahasa Indonesia Se-Kabupaten Purworejo yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan tersebut direncanakan akan berlangsung selama dua hari yaitu Senin tanggal 27 sampai Selasa tanggal 28 Juni 2011 di Hotel Plaza Purworejo.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta terdiri dari perwakilan Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri se-Kabupaten Purworejo. Dalam sambutannya Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Drs. Widada, M.Hum. menyampaikan bahwa inti dari kegiatan ini adalah Sosialisasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 khususnya tentang Bahasa dan Sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.

Sementara itu ketika membuka kegiatan ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Drs. Bambang Aryawan, M.M. mengimbau agar peserta proaktif, karena berdasarkan pengalaman setiap ada kegiatan pelatihan semacam ini tidak ada tindak lanjut yang signifikan di antara para guru. Di samping itu beliau berpesan agar setiap guru melaksanakan lima tugas pokok guru, yaitu Merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, menganalisis hasil evaluasi, dan mengadakan tindak lanjut hasil evaluasi tersebut dengan sebaik-baiknya.

Dalam analisis hasil evaluasi sekaligus melaksanakan pendataan untuk menulis karya ilmiah.


Dalam kegiatan awalnya yaitu sosialisasi Undang-Undang Kebahasaan, Drs. Widada, M.Hum menekankan agar kita menjunjung tinggi Bahasa Indonesia. Sebagai contoh beliau menguraikan pasal 37 ayat 1 dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 yang berbunyi Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia.

Selasa, 21 Juni 2011

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH

DAFTAR PESERTA PENYULUHAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH
BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TENGAH
KERJASAMA DENGAN MGMP BAHASA INDONESIA SMP KAB PURWOREJO
DI HOTEL PLAZA PURWOREJO TANGGAL 27 – 28 JUNI 2011

NO NAMA UNIT KERJA
1 Sri Rahayu, S.Pd SMP Negeri 1 Purworejo
2 Siti Anifah, S.Pd SMP Negeri 2 Purworejo
3 Nurhidayati, S.Pd SMP Negeri 3 Purworejo
4 Adiyanto, S.Pd SMP Negeri 4 Purworejo
5 Siti Khiliyah, S.Pd SMP Negeri 5 Purworejo
6 Titi Tri Warsyanti, S.Pd SMP Negeri 6 Purworejo
7 Khususno, S.Pd SMP Negeri 7 Purworejo
8 Barmawi, S.Pd SMP Negeri 8 Purworejo
9 Drs. Setyoko Hadi SMP Negeri 9 Purworejo
10 Yuliyati, S.Pd SMP Negeri 10 Purworejo
11 R. Suharsa, S.Pd SMP Negeri 11 Purworejo
12 Zaedi, S.Pd SMP Negeri 12 Purworejo
13 Rukmo Wijayanti, S.Pd. SMP Negeri 13 Purworejo
14 Siti Murdiyanti, S.Pd. SMP Negeri 14 Purworejo
15 Riyadi, S.Pd. SMP Negeri 15 Purworejo
16 Onggo Sasono, S.Pd SMP Negeri 16 Purworejo
17 Sri Pamuji, S.Pd SMP Negeri 17 Purworejo
18 Endang Sri Wulan, S.Pd SMP Negeri 18 Purworejo
19 Tri Suryani, S.Pd SMP Negeri 19 Purworejo
20 Sugiyanto, S.Pd SMP Negeri 20 Purworejo
21 Poniman, S.Pd SMP Negeri 21 Purworejo
22 Ch.Sri Subekti, S.Pd SMP Negeri 22 Purworejo
23 Kongidah, S.Pd SMP Negeri 23 Purworejo
24 Johan Martono, S.Pd SMP Negeri 24 Purworejo
25 Sri Kusmini, S.Pd SMP Negeri 25 Purworejo
26 Muchib S.Pd SMP Negeri 26 Purworejo
27 Marzuki, S.Pd SMP Negeri 27 Purworejo
28 Drs. Maryanto SMP Negeri 28 Purworejo
29 Dra. Taslimah SMP Negeri 29 Purworejo
30 Siti Muwakidah, S.Pd SMP Negeri 30 Purworejo
31 Triyono, S.Pd SMP Negeri 31 Purworejo
32 Eko Wahyu Sejati, S.Pd SMP Negeri 32 Purworejo
33 Siti Aminah, S.Pd SMP Negeri 33 Purworejo
34 Tri Pujiarta, S.Pd SMP Negeri 34 Purworejo
35 Sri Utami, S.Pd SMP Negeri 35 Purworejo
36 Lestari Librawati, S.Pd SMP Negeri 36 Purworejo
37 Muryanto, S.Pd SMP Negeri 37 Purworejo
38 Siswondo, S.Pd SMP Negeri 38 Purworejo
39 Marwoto, S.Pd SMP Negeri 39 Purworejo
40 Sriyanto, S.Pd SMP Negeri 40 Purworejo

Selasa, 03 Mei 2011

Finalis Lomba Menulis Cerpen & Puisi SMP Kabupaten Purworejo Tahun 2011

Finalis Lomba Menulis Cerpen SMP

1 Tiara Irmayanti Buih-Buih Semangatku SMP Negeri 18 Purworejo 850 peringkat 1
2 Ilham Maulana Ash Shiddieq Kuingin Ibu Tahu SMP Negeri 1 Purworejo 830 peringkat 2
3 Anis Yulita Tekad Seorang Anak Pemulung SMP Negeri 23 Purworejo 825 peringkat 3
4 Destha Ayu Anggraeni S. Keyakinan dalam Kejamnya Belantara SMP Negeri 23 Purworejo 770 peringkat 4
5 Yuni Suharyanti Semua Kulakukan Demi Cita-Citaku SMP Negeri 24 Purworejo 760 peringkat 5
6 Amma Rahmala Sari Semangat yang Tak Kunjung Padam SMP Negeri 3 Purworejo 740 peringkat 6
7 Ratih Kusumawardani Jangan Remehkan Restu Orangtua SMP Negeri 2 Purworejo 735 peringkat 7
8 Aliffa Yuli Restyana Dengan Bekal Buku dan Keuletan Kuraih Cita-Citaku SMP Negeri 3 Purworejo 730 peringkat 8
9 Nur Umi Chaeronisah Ku Ingin Seperti Dia SMP Negeri 5 Purworejo 720 peringkat 9

Finalis Lomba Menulis Puisi SMP

1 Ajie Pratama Sajak Selepas Fajar SMP Negeri 23 Purworejo 820 peringkat 1
2 Hilda Ayu Cahyaning P. Kemilau Gemilang SMP Negeri 24 Purworejo 795 peringkat 2
3 Nurul Khotimah Obor di Dada Menyatu Raga SMP Negeri 23 Purworejo 785 peringkat 3
4 Nela Ayu Ambarwati Semangatku Mencari Umu SMP Negeri 1 Purworejo 730 peringkat 4
5 Luthfika Prima Novirani Secercah Cita SMP Negeri 2 Purworejo 725 peringkat 5
6 Anteng Surani Jutaan Anak Manja Muncul di Dunia Katulistiwa SMP Negeri peringkat 3 Purworejo 720 6
7 Yudhawati Setiani Kerja Keras SMP Negeri 18 Purworejo 715 peringkat 7
8 Fatimah Trihani Astuti Padukan Tangan Perjuangan Belum Usai SMP Negeri 2 Purworejo 710 peringkat 8
9 Zuni Miftakhurrohmah Gelora di Dadaku SMP Negeri 2 Purworejo 705 peringkat 9
10 Hermin Wijayanti Meraih Mimpi SMP Negeri 15 Purworejo 700 peringkat 10

Selasa, 15 Maret 2011

Lomba Cipta Cerpen dan Cipta Puisi

LOMBA CIPTA CERPEN BERBAHASA INDONESIA DAN LOMBA CIPTA PUISI BAGI SISWA SMP KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011
I. TEMA LOMBA
Upaya pembentukan dan penguatan karakter anak bangsa melalui penghayatan
nilai-nilai budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

II. PESERTA LOMBA
Peserta lomba adalah siswa SMP, baik negeri maupun swasta, dengan syarat
sebagai berikut:
• Siswa kelas VII dan atau kelas VIII saat mengikuti lomba;
• Terpilih sebagai peserta terbaik berdasarkan seleksi di tingkat sekolah.
• Setiap sekolah diperbolehkan mendaftarkan 2-3 peserta terbaik
(laki-laki/perempuan) setelah melalui proses seleksi di tingkat sekolah;
• Pendaftaran peserta dilakukan mulai tanggal 28 Maret s.d. 2 April 2011
dengan cara mengirim naskah cerpen dan puisi, dengan menyertakan surat
keterangan dari kepala sekolah, foto kopi rapor semester terakhir sebanyak
1 lembar yang telah dilegalisasi oleh kepala sekolah, dan persyaratan lain
yang telah ditentukan.
• Pengiriman naskah ditujukan kepada :
1. Bp. Nur Sodiq (SMP Negeri 5 Purworejo);
atau
2. Ibu Siti Aminah (SMP Negeri 33 Purworejo)

III. PERSYARATAN NASKAH
• Cerpen dan puisi ditulis dalam bahasa Indonesia;
• Cerpen dan puisi harus asli, bukan terjemahan/saduran,
dan belum pernah dilombakan/ dipublikasikan;
• Isi cerpen dan puisi sesuai dengan tata nilai agama dan norma
kehidupan dalam masyarakat;
• Cerpen ditulis rapi dalam kertas bergaris sebanyak 1.000 – 1.200 kata
atau 5-6 halaman; sedangkan puisi sebanyak 1 – 2 halaman.
• Sampul depan diberi identitas seperti berikut ini:
1) Judul Cerpen/Puisi
2) Nama siswa
3) Jenis kelamin
4) Tempat dan tanggal lahir
5) Kelas
6) Sekolah
7) Alamat sekolah, kode pos, dan telepon
8) Alamat rumah, kode pos, dan telepon
9) email

IV. ASPEK PENILAIAN
A. CERPEN
1 Kesesuaian isi dengan tema bobot 1
2 Struktur pengisahan dan bahasa bobot 4
3 Isi bobot 3
4 Keaslian dan kreativitas bobot 2

B. PUISI
1 Kesesuaian isi dengan tema bobot 1
2 Pemakaian bahasa dan sarana retorika bobot 4
3 Isi/makna bobot 3
4 Penyajian dan kreativitas bobot 2

V. JURI
• Dewan juri terdiri atas 3 orang yang dinilai memenuhi syarat,
yaitu minimal sarjana pendidikan bahasa atau praktisi yang
berkompeten, pernah menjadi juri sekurang-kurangnya pada tingkat
rayon, dan mampu bersikap adil (independen).
• Keputusan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat digugat.

VI. SELEKSI LANJUTAN
• Hasil seleksi naskah cerpen dan puisi akan diumumkan secara
tertulis melalui subrayon masing-masing.
• Sepuluh peserta terbaik akan dipanggil untuk mengikuti
seleksi lanjutan yang akan dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 11 April 2011 di SMP Negeri 33 Purworejo.

Selasa, 18 Januari 2011

Bedah SKL UN Bahasa Indonesia

SISI SULIT MENENTUKAN PERBEDAAN PENYAJIAN BERITA

Dengan beredarnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ujian Nasional (UN) tahun 2011 yang ditetapkan BSNP guru dapat mempersiapkan diri sejak dini membimbing peserta didik dalam rangka menghadapi Ujian Nasional. Wujud pembimbingan itu pun bisa juga dengan mengadakan Tes Uji Coba (TUC) Ujian Nasional sebagaimana yang saat ini sedang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo khususnya tingkat SMP.
Sebagaimana latar belakang kurikulum standar isi mengamanatkan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Begitu pun peran pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Harapan akan tercapainya pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri kadang terkandas oleh sisi sulit dan sisi rumit kreativitas yang ditempuh dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Terlebih lagi bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran “ujian nasional” yang memiliki standar kompetensi lulusan (SKL) yang telah ditetapkan secara nasional pula. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa tidak setiap SKL terpahami benar oleh peserta didik bahkan mungkin juga oleh guru Bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan ini penulis tidak bermaksud membahas seluruh SKL UN Bahasa Indonesia yang “sulit”, tetapi hanya mengambil sampel saja salah satu SKL UN Bahasa Indonesia SMP yang berbunyi “menentukan perbedaan penyajian berita”.
Dari pengamatan penulis terhadap soal ujian nasional dua tahun terakhir (UN 2009 dan UN 2010) terdapat SKL “menentukan perbedaan penyajian berita”, yaitu pada soal nomor 3 Paket A atau soal nomor 10 Paket B UN tahun 2009 dan soal nomor 5 Paket A atau soal nomor 2 Paket B UN tahun 2010.
Kedua soal tersebut sebagai berikut.

soal nomor 3 Paket A atau soal nomor 10 Paket B UN tahun 2009
    Teks 1
    Garuda Meledak dan Terbakar
    Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-200 tujuan Jakarta – Yogyakarta pukul 06.50 Rabu (7/3) kemarin meledak dan terbakar setelah terperosok 300 meter kea rah Timur Bandara Adisutjipto. Akibat kejadian itu, 21 orang penumpang tewas dan 92 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Dari korban tewas sebanyak itu, dua puluh orang di antaranya sudah tidak bias dikenali lagi. Penyebab kecelakaan itu, diduga karena cuaca buruk.
    Teks 2
    Garuda terbakar, 47 tewas
    Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 200 jenis Boeing 747-400 jurusan Jakarta – Yogyakarta terbakar dan meledak setelah gagal mendarat di Bandara Adi Sutjipto sekitar pukul 07.08 WIB, Rabu (7/3) tadi pagi. Hingga berita ini diturunkan pukul 12.00 diperoleh informasi dari puhak manajemen Garuda Indonesia bahwa korban selamat sebanyak 93 orang. Tujuh di antara mereka adalah kru pesawat, sedangkan jumlah korban tewas belum diketahui secara pasti.
    Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
    Teks 1                                         Teks 2
    A.     apa, bagaimana, mengapa         apa, bagaimana, siapa      

    B.     apa, mengapa, siapa             apa, bagaimana, siapa      

    C.     siapa, mengapa, kapan         di mana, siapa, apa      

    D.     siapa, bagaimana, di mana         mengapa, kapan, siapa      


    Teks 1 terdiri atas empat kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri atas tiga kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tentu tidak setiap klimat memiliki satu unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat, melainkan dua kalimat, atau bahkan mungkin hanya setengah kalimat.

    soal nomor 5 Paket A atau soal nomor 2 Paket B UN tahun 2010
      Teks I
      Sayang sekali jika tubuh yang bagus dan bersih ini dikotori dengan barang haram narkoba. Sesungguhnya anak-anak muda zaman sekarang bukannya tidak tahu efek negatif dari narkoba. Hanya saja mereka sudah terlalu kecanduan dan asyik menggunakan barang itu dan membuatnya terlena. Jika ia menyadari efek bahaya sesungguhnya, mereka pasti tidak akan mau menggunakannya.
      Teks II
      Seorang psikolog di Amerika, David Greefield menemukan sekitar 6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang yang mengalami kecanduan internet, ia mulai akan lupa waktu dalam berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini disebabkan mereka menemukan kepuasan di internet yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata.
      Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
      Teks I                                                    Teks II
      A.     apa, mengapa, bagaimana         siapa, bagaimana, mengapa      

      B.     apa, berapa, kapan             kapan, di mana, bagaimana      

      C.     berapa, di mana, kemana         kenapa, kapan, siapa      

      D.     berapa, mengapa, kapan         bagaimana, apa, kapan  

      Teks 1 terdiri atas empat kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri atas tiga kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tentu tidak setiap klimat memiliki satu unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat, melainkan dua kalimat atau lebih.

      Selanjutnya penulis mengamati pula SKL nomor 5 pada UN tahun 2011 berbunyi “menentukan perbedaan penyajian berita”, yang di Kabupaten Purworejo telah diujicobakan dengan soal sebagai berikut.

      Teks 1
      Jarak antara Gunung Anak Krakatau dengan permukiman warga di Anyer memang cukup jauh atau sekitar 48 kilometer dan dipisahkan oleh lautan. Namun, angin kencang di puncak gunung yang tengah mengarah ke utara menyapu kepulan asap setinggi 1700 meter yang ke luar akibat letusan Gunung Anak Krakatau, sehingga abu vulkanik terbawa hingga ke daratan dan terhirup oleh warga.
      Teks 2
      Tak hanya di Kabupaten Purbalingga, hujan abu yang diperkirakan berasal dari letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu malam ternyata merata di wilayah eks Karesidenan Banyumas, meliputi Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto, Purbalingga, dan Banjarnegara.
      Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
      Teks 1                                                 Teks 2
      a.     apa, kapan, bagaimana         siapa, bagaimana, mengapa      

      b.     apa, berapa, kapan             kapan, di mana, bagaimana      

      c.     berapa, di mana, kemana         kenapa, kapan, siapa      

      d.     apa, mengapa, bagaimana        apa, kapan, mengapa  
      Bila dicermati Teks 1 terdiri dari dua kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri dari satu kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tidak setiap kalimat memiliki satu unsur pembeda, melainkan lebih dari satu unsur. Begitu pula teks 2 satu kalimat tersebut harus dicari tiga unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat.


      Di samping kesulitan menerapkan pembeda berdasarkan jumlah kalimat, juga terdapat sisi sulit menerapkan kata tanya yang tepat pada awal, tengah, atau pun akhir paragraf. Misalnya kata “apa” yang dalam bahasa Indonesia mengacu pertanyaan yang jawabannya ‘sesuatu/benda’ atau kata “berapa” yang dalam bahasa Indonesia mengacu pertanyaan yang jawabannya ‘jumlah’ tetapi dalam teks tidak terdapat tanda-tanda ‘benda’ atau ‘jumlah’ tersebut karena terurai dalam larik kalimat yang panjang dan membingungkan.


      Perlu kiranya langkah praktis agar soal UN disusun berdasarkan penalaran logis yang lebih praktis, terutama terkait SKL nomor 5 pada UN tahun 2011 ini, agar lebih terukur kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Langkah praktis tersebut misalnya bentuk penyajian Teks 1 maupun Teks 2 sama-sama terdiri dari tiga kalimat dengan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga, sehingga lebih sinkron dan menjadi perwujudan yang konsisten dari SKL yang bersangkutan.

      Sabtu, 15 Januari 2011

      Info Seminar

      SEMINAR SEHARI  : "MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI PENDIDIKAN BERKARAKTER DAN BERBUDAYA BANGSA"

      Dalam rangka memperingati Dwidasawarsa SMP Negeri 30 Purworejo, akan diselenggarakan seminar sehari dengan tema "Meningkatkan Profesionalitas Guru melalui Pendidikan Berkarakter dan Berbudaya Bangsa".
      Narasumber :
      1. Drs. Bambang Aryawan, M.M. (Kepala Dinas P dan K Kab.Purworejo)
      2. Drs. H. Ahmad Kasinu, M.Pd.  (Kabid Dikdas Dinas P dan K Kab.Purworejo)
      3. Dra. Dwi Endah Prihatiningsih   (Guru SMPN 30 Purworejo)
      Moderator:
      1. Drs. Sunaryo, M.Pd. (Pengawas SMP Dinas P dan K Kab.Purworejo)
      2. Drs. M. Djamal, M.Pd. (Pengawas SMP Dinas P dan K Kab.Purworejo)
      Waktu dan Tempat:
      Kegiatan seminar akan diselenggarakan pada :
      - hari       :  Minggu
      - tanggal  :  30 Januari 2011
      - waktu   :  pukul 07.00 - 13.00 WIB
      - tempat  :  SMP Negeri 30 Purworejo
      Waktu Pendaftaran:
      Pendaftaran peserta dimulai tanggal 15 Januari 2011 dan ditutup tanggal 27 Januari 2011 setiap hari dalam jam kerja sekolah di SMP Negeri 30 Purworejo. (Desa Wingkotinumpuk, Ngombol, Purworejo).
      Biaya:
      Setiap peserta dikenakan kontribusi Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah).
      Fasilitas:
      Setiap peserta akan mendapatkan makalah, snack, dan sertifikat.

      Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan di tempat pendaftaran.
      Contact Person: Endang Wahyundari, S.Pd. (082136594436)