Selasa, 18 Januari 2011

Bedah SKL UN Bahasa Indonesia

SISI SULIT MENENTUKAN PERBEDAAN PENYAJIAN BERITA

Dengan beredarnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ujian Nasional (UN) tahun 2011 yang ditetapkan BSNP guru dapat mempersiapkan diri sejak dini membimbing peserta didik dalam rangka menghadapi Ujian Nasional. Wujud pembimbingan itu pun bisa juga dengan mengadakan Tes Uji Coba (TUC) Ujian Nasional sebagaimana yang saat ini sedang dilaksanakan di Kabupaten Purworejo khususnya tingkat SMP.
Sebagaimana latar belakang kurikulum standar isi mengamanatkan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Begitu pun peran pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Harapan akan tercapainya pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri kadang terkandas oleh sisi sulit dan sisi rumit kreativitas yang ditempuh dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Terlebih lagi bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran “ujian nasional” yang memiliki standar kompetensi lulusan (SKL) yang telah ditetapkan secara nasional pula. Bukan suatu hal yang mustahil bahwa tidak setiap SKL terpahami benar oleh peserta didik bahkan mungkin juga oleh guru Bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan ini penulis tidak bermaksud membahas seluruh SKL UN Bahasa Indonesia yang “sulit”, tetapi hanya mengambil sampel saja salah satu SKL UN Bahasa Indonesia SMP yang berbunyi “menentukan perbedaan penyajian berita”.
Dari pengamatan penulis terhadap soal ujian nasional dua tahun terakhir (UN 2009 dan UN 2010) terdapat SKL “menentukan perbedaan penyajian berita”, yaitu pada soal nomor 3 Paket A atau soal nomor 10 Paket B UN tahun 2009 dan soal nomor 5 Paket A atau soal nomor 2 Paket B UN tahun 2010.
Kedua soal tersebut sebagai berikut.

soal nomor 3 Paket A atau soal nomor 10 Paket B UN tahun 2009
    Teks 1
    Garuda Meledak dan Terbakar
    Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-200 tujuan Jakarta – Yogyakarta pukul 06.50 Rabu (7/3) kemarin meledak dan terbakar setelah terperosok 300 meter kea rah Timur Bandara Adisutjipto. Akibat kejadian itu, 21 orang penumpang tewas dan 92 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Dari korban tewas sebanyak itu, dua puluh orang di antaranya sudah tidak bias dikenali lagi. Penyebab kecelakaan itu, diduga karena cuaca buruk.
    Teks 2
    Garuda terbakar, 47 tewas
    Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 200 jenis Boeing 747-400 jurusan Jakarta – Yogyakarta terbakar dan meledak setelah gagal mendarat di Bandara Adi Sutjipto sekitar pukul 07.08 WIB, Rabu (7/3) tadi pagi. Hingga berita ini diturunkan pukul 12.00 diperoleh informasi dari puhak manajemen Garuda Indonesia bahwa korban selamat sebanyak 93 orang. Tujuh di antara mereka adalah kru pesawat, sedangkan jumlah korban tewas belum diketahui secara pasti.
    Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
    Teks 1                                         Teks 2
    A.     apa, bagaimana, mengapa         apa, bagaimana, siapa      

    B.     apa, mengapa, siapa             apa, bagaimana, siapa      

    C.     siapa, mengapa, kapan         di mana, siapa, apa      

    D.     siapa, bagaimana, di mana         mengapa, kapan, siapa      


    Teks 1 terdiri atas empat kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri atas tiga kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tentu tidak setiap klimat memiliki satu unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat, melainkan dua kalimat, atau bahkan mungkin hanya setengah kalimat.

    soal nomor 5 Paket A atau soal nomor 2 Paket B UN tahun 2010
      Teks I
      Sayang sekali jika tubuh yang bagus dan bersih ini dikotori dengan barang haram narkoba. Sesungguhnya anak-anak muda zaman sekarang bukannya tidak tahu efek negatif dari narkoba. Hanya saja mereka sudah terlalu kecanduan dan asyik menggunakan barang itu dan membuatnya terlena. Jika ia menyadari efek bahaya sesungguhnya, mereka pasti tidak akan mau menggunakannya.
      Teks II
      Seorang psikolog di Amerika, David Greefield menemukan sekitar 6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang yang mengalami kecanduan internet, ia mulai akan lupa waktu dalam berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini disebabkan mereka menemukan kepuasan di internet yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata.
      Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
      Teks I                                                    Teks II
      A.     apa, mengapa, bagaimana         siapa, bagaimana, mengapa      

      B.     apa, berapa, kapan             kapan, di mana, bagaimana      

      C.     berapa, di mana, kemana         kenapa, kapan, siapa      

      D.     berapa, mengapa, kapan         bagaimana, apa, kapan  

      Teks 1 terdiri atas empat kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri atas tiga kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tentu tidak setiap klimat memiliki satu unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat, melainkan dua kalimat atau lebih.

      Selanjutnya penulis mengamati pula SKL nomor 5 pada UN tahun 2011 berbunyi “menentukan perbedaan penyajian berita”, yang di Kabupaten Purworejo telah diujicobakan dengan soal sebagai berikut.

      Teks 1
      Jarak antara Gunung Anak Krakatau dengan permukiman warga di Anyer memang cukup jauh atau sekitar 48 kilometer dan dipisahkan oleh lautan. Namun, angin kencang di puncak gunung yang tengah mengarah ke utara menyapu kepulan asap setinggi 1700 meter yang ke luar akibat letusan Gunung Anak Krakatau, sehingga abu vulkanik terbawa hingga ke daratan dan terhirup oleh warga.
      Teks 2
      Tak hanya di Kabupaten Purbalingga, hujan abu yang diperkirakan berasal dari letusan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu malam ternyata merata di wilayah eks Karesidenan Banyumas, meliputi Kabupaten Banyumas, Kota Purwokerto, Purbalingga, dan Banjarnegara.
      Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ….
      Teks 1                                                 Teks 2
      a.     apa, kapan, bagaimana         siapa, bagaimana, mengapa      

      b.     apa, berapa, kapan             kapan, di mana, bagaimana      

      c.     berapa, di mana, kemana         kenapa, kapan, siapa      

      d.     apa, mengapa, bagaimana        apa, kapan, mengapa  
      Bila dicermati Teks 1 terdiri dari dua kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban ada tiga. Teks 2 terdiri dari satu kalimat sedangkan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga. Pada teks 1 tidak setiap kalimat memiliki satu unsur pembeda, melainkan lebih dari satu unsur. Begitu pula teks 2 satu kalimat tersebut harus dicari tiga unsur pembeda. Hal ini merupakan sisi sulit dalam hal penalaran, karena perumusan kata tanya tidak didasarkan isi sebuah kalimat.


      Di samping kesulitan menerapkan pembeda berdasarkan jumlah kalimat, juga terdapat sisi sulit menerapkan kata tanya yang tepat pada awal, tengah, atau pun akhir paragraf. Misalnya kata “apa” yang dalam bahasa Indonesia mengacu pertanyaan yang jawabannya ‘sesuatu/benda’ atau kata “berapa” yang dalam bahasa Indonesia mengacu pertanyaan yang jawabannya ‘jumlah’ tetapi dalam teks tidak terdapat tanda-tanda ‘benda’ atau ‘jumlah’ tersebut karena terurai dalam larik kalimat yang panjang dan membingungkan.


      Perlu kiranya langkah praktis agar soal UN disusun berdasarkan penalaran logis yang lebih praktis, terutama terkait SKL nomor 5 pada UN tahun 2011 ini, agar lebih terukur kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Langkah praktis tersebut misalnya bentuk penyajian Teks 1 maupun Teks 2 sama-sama terdiri dari tiga kalimat dengan unsur pembeda pada pilihan jawaban juga tiga, sehingga lebih sinkron dan menjadi perwujudan yang konsisten dari SKL yang bersangkutan.

      Tidak ada komentar: