Rabu, 29 Juni 2011

Memetik Manfaat Penyuluhan

MEMETIK MANFAAT PENYULUHAN

Penyuluhan, apapun materinya kadang menjadi momentum yang terabaikan di kalangan pesertanya. Betapa tidak, lingkup materi yang pada umumnya merupakan sosialisasi baik itu tentang program, jasa, atau barang sekalipun, kadang menjadi kurang menarik. Apalagi jika yang disosialisasikan merupakan hal yang sudah biasa berlangsung atau bertemu dalam kehidupan sehari-hari, jelas menjadi momentum 'basi'.

Beberapa hari yang lalu saya mengikuti penyuluhan bahasa Indonesia. Target penyuluhan tersebut adalah sosialisasi undang-undang kebahasaan dan sosialisasi uji kemampuan berbahasa Indonesia. Baik materi pertama maupun materi kedua terasa biasa-biasa saja. Meskipun sebenarnya materi pertama maupun kedua merupakan hal baru di kalangan peserta, akan tetapi tetap saja terkesan biasa-biasa saja.
Terlebih lagi kegiatan itu berlangsung tidak hanya sehari, maka manakala pihak penyampai tidak bersiap sejak dini, akanlah menjadi momentum yang membosankan.

Beruntunglah para penceramah benar-benar ramah, bahkan dapat menyampaikan dengan cukup baik, sehingga kegiatan yang diperkirakan akan menghadirkan rasa kantuk di kalangan peserta, ternyata di luar dugaan dapat menjadi momentum yang menggairahkan.

Meskipun demikian salah seorang rekan yang duduk di samping saya berbisik-bisik menyampaikan dua kata yang diperoleh dalam dua hari, yaitu kata SEMENJANA dan kata PELANTANG. Dua kata tersebut diucapkan oleh dua penceramah dalam hari yang berbeda. Ternyata teman saya tersebut mencermati kata-kata yang diucapkan oleh penceramah. Ketika ditanyakan arti kata tersebut kepada diri saya, saya pun gelagapan dan geleng kepala. Malu juga sebagai guru Bahasa Indonesia kok tidak langsung menjawab.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya menuliskan arti kedua kata tersebut berdasarkan hasil surfing saya pada kamus online : www.KamusBahasaIndonesia.org Terus terang agar mengurangi 'rasa malu' diri saya atas ketidakberdayaan menjawab pertanyaan teman sebangku saya itu. Atau barangkali juga ada orang lain yang membutuhkan.

1. semenjana : se.men.ja.na
[a] menengah; sedang

2. pelantang : Maaf, kata pelantang tidak ada dalam kamus!

Berdasarkan surfing di www.KamusBahasaIndonesia.org tersebut, kata semenjana terjawab dengan cepat, tetapi untuk kata pelantang tidak terjawab.

Menurut penutur kata 'pelantang' waktu itu adalah kata yang aseli bahasa Indonesia sebagaimana biasa digantikan dengan istilah 'mic' (microphone). Berterima atau tidaknya istilah 'pelantang' ini tentu tergantung pada konsistensi para pengguna bahasa Indonesia. Bagaimana dengan Anda. Apakah menggunakan kata 'mic' (microphone) dari bahasa asing lebih efektif, atau akan menggunakan kata 'pelantang' untuk menunjukkan bagian dari alat pengeras suara tersebut?

Tidak ada komentar: