Minggu, 29 Agustus 2010

Puisi - Puisi Riyadi

Ballada Sungai Urban

aku datang dari balik bukit pagi
meminang senyummu di antara rimbun cahaya nurani
masihkah teringat sungai romantis yang kauseberangi
hingga kini riak dan bisikmu masih kusimpan di telinga pagi

riuh sungai adalah sorak masa lalumu
yang aku renggut di antara puing-puing rindu
kecipak air menyibak kerikil-kerikil berlumut
teriak diri tersentak jatuh dalam pangkuan deru
“peganglah tanganku, dik”
peganglah erat-erat
kita seberangi sungai urban ini
menuju kampung pikiran di belahan barat
“jangan menolehku, dik”
jangan sekali-kali dirimu menoleh ke belakang
biarlah masa lalumu menyelam di genangan cahaya
aku akan memapahmu hingga kautemukan peradaban baru.

Purworejo, 3 Juni 2010

Sungai Urban 

Akukah kampung yang kaurindu
saat datang bayang-bayangmu mengalirkan sungai kegelapan
di antara batu-batu hati nan terancam padam
tinggal sebidang rancang urban yang ditelan kekerdilan. tatapanmu meranggas di rumpun bambu
berdesak-desak mengeja tebing waktu
turutkan angin mengantar mega-mega puith
menganyam derai rindu berkalang hujan letih.
adalah garis-garis masa lalu
mengubur deras mimpi para penghuni
mengalirkan riuh peradaban yang pongah
ke laut peradaban yang tergusur zaman.
sungai itu
semakin sendiri

Purworejo, 26 Mei 2010

 http://bloggerpurworejo.com/2010/06/puisi-puisi-riyadi/

Tidak ada komentar: